blog

blog

Senin, 06 Januari 2014

Opini-Tugas Pribadi-TNI Versus Siswa


TNI Versus Siswa

TNI merupakan salah satu alat pelindung negara yang sangat dibutuhkan untuk menjaga ketahanan negara Indonesia. Tetapi ketika mereka seharusnya menjadi seorang pelindung ada saja anggotanya yang merusak nama naik tersebut.

Salah satu kejadian yang merusak nama nama baik anggota TNI terjadi beberapa hari yang lalu di Sabang, Aceh. Ada beberapa siswa yang dipukuli oleh aparat TNI hanya karena tidak membunyikan klakson ketika melewati markas mereka. Mungkin membunyikan klakson ketika melewati markas para aparat TNI tersebut adalah salah satu hal yang harus dilakukan mengingat begitu banyak kejadian yang tidak diinginkan sering terjadi, dan merupakan salah satu peraturan.

Tetapi ketika para aparat TNI itu menggunakan hal tersebut sebagai alasan melakukan tindak pemukulan, hal itu benar-benar sangat tidak bisa dimaklumi. Selama ini kita tahu ada banyak tugas dari TNI yaitu menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

Bukankah sebagai seorang pelindung mereka wajib melindungi, bukan hanya ketahanan wilayah negara ini tetapi juga ikut melindungi rakyat. Tetapi mereka malah bertindak sewenang-wenang tanpa mematuhi aturan hukum. Mungkin bisa saja salah satu penyebab dari marahnya anggota TNI itu adalah siswa-siswa yang suka berkata kotor. Memang jika kita lihat sekarang ini banyak anak-anak termasuk para siswa yang berpendidikan sekalipun suka berbicara seenaknya, termasuk dengan orang yang seharusnya mereka hormati. Cara bicara mereka kadang-kadang ada yang melampaui batas, tetapi mereka tidak mempunyai perasaan bersalah setelah mengucapkan hal tersebut karena mereka menganggap hal itu biasa saja.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi anak-anak suka berbicara tidak sopan seperti pengaruh dari lingkungan, tayangan televisi, dan juga orang tua yang tidak berperan aktif dalam mengajari anaknya dalam hal berbicara yang benar. Tetapi tetap saja walaupun siswa sekarang suka berbicara kurang sopan, tidak efektif caranya memberikan mereka hukuman dengan langsung memukuli karena hal itu juga termasuk melanggar undang-undang.

Seharusnya hukuman yang diberikan lebih bersifat mendidik agar mereka tidak mengulangi lagi hal tersebut. Jika hukuman yang diberikan adalah kekerasan fisik, maka hal tersebut bukan malah membuat jera tetapi bisa menimbulkan kebencian kepada para aparat TNI, bahkan bukan hanya yang terkena pemukulan tersebut saja yang merasa benci, tetapi juga semua anggota masyarakat yang mendengar kejadian tersebut.

Hal itu tentu saja mencoreng nama baik anggota TNI, mereka yang seharusnya melindungi dan memberikan rasa aman kepada masyarakat Indonesia tetapi malah membuat orang-orang menjadi takut karena kelakuan mereka.

Dengan  melihat kasus pemukulan para oknum TNI  kepada para siswa tentu semua bertanya-tanya kenapa masih ada saja anggota TNI  yang  tega untuk menghukum  masyarakat sipil, khususnya remaja, apakah mereka tidak dibekali dengan pengetahuan tentang peraturan dan undang-undang tentang hak asasi manusia?

Apakah karena mereka sering mengatasi aksi terorisme dan anggota separatis  memberikan pengaruh kepada pola pikir para anggota TNI itu untuk menganggap orang-orang seperti para siswa tadi yang hanya tidak membunyikan klakson dan berkata kurang sopan tadi sebagai seorang pemberontak yang mengganggu ketahanan negara sehingga layak diperlakukan seenaknya?

Sumber: http://www.tni.mil.id
             http://aceh.tribunnews.com
 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar