TNI Versus Siswa
TNI merupakan salah satu alat
pelindung negara yang sangat dibutuhkan untuk menjaga ketahanan negara
Indonesia. Tetapi ketika mereka seharusnya menjadi seorang pelindung ada saja
anggotanya yang merusak nama naik tersebut.
Salah satu kejadian yang merusak
nama nama baik anggota TNI terjadi beberapa hari yang lalu di Sabang, Aceh. Ada
beberapa siswa yang dipukuli oleh aparat TNI hanya karena tidak membunyikan
klakson ketika melewati markas mereka. Mungkin membunyikan klakson ketika
melewati markas para aparat TNI tersebut adalah salah satu hal yang harus
dilakukan mengingat begitu banyak kejadian yang tidak diinginkan sering
terjadi, dan merupakan salah satu peraturan.
Tetapi ketika para aparat TNI itu
menggunakan hal tersebut sebagai alasan melakukan tindak pemukulan, hal itu
benar-benar sangat tidak bisa dimaklumi. Selama ini kita tahu ada banyak tugas
dari TNI yaitu menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan negara.
Bukankah sebagai seorang pelindung
mereka wajib melindungi, bukan hanya ketahanan wilayah negara ini tetapi juga
ikut melindungi rakyat. Tetapi mereka malah bertindak sewenang-wenang tanpa
mematuhi aturan hukum. Mungkin bisa saja salah satu penyebab dari marahnya
anggota TNI itu adalah siswa-siswa yang suka berkata kotor. Memang jika kita
lihat sekarang ini banyak anak-anak termasuk para siswa yang berpendidikan
sekalipun suka berbicara seenaknya, termasuk dengan orang yang seharusnya
mereka hormati. Cara bicara
mereka kadang-kadang ada yang melampaui batas, tetapi mereka
tidak mempunyai perasaan bersalah setelah mengucapkan hal tersebut karena mereka
menganggap hal itu biasa saja.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi
anak-anak suka berbicara tidak sopan seperti pengaruh dari lingkungan, tayangan
televisi, dan juga orang tua yang tidak berperan aktif dalam mengajari anaknya
dalam hal berbicara yang benar. Tetapi tetap saja walaupun siswa sekarang suka
berbicara kurang sopan, tidak efektif caranya memberikan mereka hukuman dengan
langsung memukuli karena hal itu juga termasuk melanggar undang-undang.
Seharusnya hukuman yang diberikan
lebih bersifat mendidik agar mereka tidak mengulangi lagi hal tersebut. Jika
hukuman yang diberikan adalah kekerasan fisik, maka hal tersebut bukan malah
membuat jera tetapi bisa menimbulkan kebencian kepada para aparat TNI, bahkan
bukan hanya yang terkena pemukulan tersebut saja yang merasa benci, tetapi juga
semua anggota masyarakat yang mendengar kejadian tersebut.
Hal itu tentu saja mencoreng nama
baik anggota TNI, mereka yang seharusnya melindungi dan memberikan rasa aman
kepada masyarakat Indonesia tetapi malah membuat orang-orang menjadi takut
karena kelakuan mereka.
Dengan melihat kasus pemukulan para oknum TNI kepada para siswa tentu semua bertanya-tanya
kenapa masih ada saja anggota TNI
yang tega untuk menghukum masyarakat sipil, khususnya remaja, apakah
mereka tidak dibekali dengan pengetahuan tentang peraturan dan undang-undang
tentang hak asasi manusia?
Apakah karena mereka sering
mengatasi aksi terorisme dan anggota separatis
memberikan pengaruh kepada pola pikir para anggota TNI itu untuk menganggap
orang-orang seperti para siswa tadi yang hanya tidak membunyikan klakson dan berkata kurang sopan tadi
sebagai seorang pemberontak yang mengganggu ketahanan negara sehingga layak diperlakukan
seenaknya?
Sumber: http://www.tni.mil.id
http://aceh.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar